Terduduk aku dipersisiran sungai kesunyian,
Ditemani belaian kucing,
Mereka seakan tahu apa yang tersirat dihati,
Ditemani juga gelak ketawa manusia,
Aku seakan terus menyepi dan mati ditelan suasana,
Sambil melihat air mengalir,
Sambil itu aku memikirkan tentang situasi apakah aku ini?,
Didalam dunia manakah aku ini?,
Menangis jiwa,
Terbuka luka,
Mengharap ditutup dan lupus ditelan memori sampah dahulu,
Hati bertanya kepada diri,
Adakah ini suatu kecelakaan?,
Kecelakaan diatas kegembiraan aku yang dahulu?,
Terus mengiang-ngiang soalan itu,
Sudah lama aku disini,
Menanggung derita kesunyian yang sudah busuk bernanah?,
Mungkin juga ini satu ujian dalam perjalanan meniti arus kehidupan,
Kata diri,
Mungkin juga dengan ini kita akan terus belajar berdikari,
Mungkin untuk terus kita berfikir menumbuhkan kematangan,
Tuhan sayangkan hambaNya,
Menangislah dalam doa tatkala tiada bahu untuk ditangisi,
Berdukalah dalam kesunyian tatkala terang sudah hilang,
Tutuplah mata yang mengalirnya sungai kesedihan,
Laplah ia dengan tisu kebahagia,
Itu mungkin memberi cahaya kebahagiaan,
Kata diri kepada hati,
Kesunyian akan terus menyelebungi,
Air mata akan terus mengalir,
Hati terus berdarah,
Jiwa terus tersiksa,
Tapi ini bukanlah derita berpanjangan,
Tapi ini perjalanan menuju kematangan yang lebih ampuh
Dalam membina diri lebih utuh,
Matahari terbit dan tenggelam,
Bulan terus menerangi diwaktu malamnya,
Bintang menjadi saksi,
Semoga hadirnya cahaya menyuluh kesunyian ini,
Lap air mata,
Terus berjalan,
Tutup segala duka,
Dan kecewa,
Redha Allah untuk hambaNya semua,ameen.
2/5/2017,9 :40 pm,persisiran sungai perak,lembah.